Share/Bookmark

Minuscule: Valley Of The Lost Ants (2013)

Imdb Rating: 7,2/10.
Sutradara: Hélène Giraud, Thomas Szabo
Produser: Philippe Delarue
Skenario: Thomas Szabo, Hélène Giraud
Durasi: 89 menit
Genre: Animation, Adventure, Family

Subtitle Indonesia: BluRay

Sinopsis Minuscule: Valley of the Lost Ants (2013):

Film ini tidak membutuhkan subtitle, memang tidak ada percakapan/ dialog di dalamnya. Hanya saja film ini dimulai dengan sebuah tulisan singkat, beginilah tulisannya:

“Ada sebuah legenda kuno, yang dinyanyikan setiap musim panas oleh Jangkrik dan Tonggeret:
Kisah seekor Kumbang Koksi muda yang pada suatu ketika berperang melawan Semut Merah. Beginilah kisahnya.”

Berawal dari sepasang suami istri yang hendak piknik di sebuah bukit. Mereka menggelar tikar di bawah pohon dan membawa begitu banyak makanan. Hingga beberapa menit kemudian, sang istri yang sedang hamil, merasakan sakit di perutnya, seakan ia akan segera melahirkan. Sehingga akhirnya mereka berdua bergegas pergi dari situ, dan meninggalkan tikarnya dan beberapa makanannya. Di tempat yang tidak jauh dari situ, terdapat sepasang (suami-istri) Kumbang Koksi yang sedang menunggu telurnya menetas. Telur itu ada 3 buah, yang akhirnya menetas. Anak-anak mereka yang baru menetas itu, langsung diajarkan oleh orangtuanya untuk terbang. Mereka mulai terbang, dan salah satu dari ketiga anak-anak mereka, melihat seekor anak lalat sedang mengejeknya. Kemudian anak Kumbang Koksi itu meninggalkan keluarganya dan mengejar lalat itu. Ketika berhasil mendekati lalat itu, datanglah lalat-lalat dewasa, dan ia berusaha kabur dari kejaran lalat-lalat dewasa tersebut. Saat melarikan diri itu, anak kumbang tersebut menabrak sebuah batu lalu jatuh ke dalam lubang, dan sayapnya patah. 

Setelah ia luntang-lantung sendirian, sembari mencari keluaganya, datanglah hujan. Kemudian ia bersembunyi di sebuah kaleng makanan yang ditinggalkan sepasang suami istri tadi. Keesokan harinya, tikar manusia tersebut sudah dipenuhi oleh berbagai serangga, salah satunya semut hitam. Semut hitam ini ada beberapa jumlahnya. Lalu semut itu melihat kaleng tersebut, yang ternyata makanan yang mengandung gula sangat manis, sampai-sampai membuat tubuhnya “kejang-kejang” tidak karuan (saking enaknya). Lalu para semut hitam itu menemukan Kumbang kecil tadi yang ada di dalamnya. Kemudian mereka berteman. Semut hitam itu berencana mengangkat dan membawa kaleng yang sangat berat itu ke markasnya/ sarangnya, dengan jarak yang sangat sangat sangat jauh, dan kumbang itu pun ikut bersama mereka.

Di tengah perjalanan membawa kaleng itu, mereka dicegat oleh semut merah, yang kelihatannya sangat jahat. Kemudian pimpinan dari semut hitam, memberikan satu makanan dari keleng tersebut pada pimpinan semut merah sebagai tanda bayar pajak jalan atau mungkin sebagai persahabatan agar tidak mengganggu mereka. Kemudian para semut hitam melanjutkan perjalanan mereka, tapi semut merah tidak terima dengan pemberian semut hitam, dan itu membuat semut merah marah, lalu berusaha mengejarnya dengan masuk ke dalam kaleng minuman agar bisa dengan cepat mengejarnya. Mereka, semut hitam, yang sudah tahu bahwa mereka sedang dikejar, berusaha lari secepatnya, yang kemudian mereka jatuh ke dalam sungai, diikuti oleh para semut merah yang juga jatuh ke sungai di dalam kaleng minuman. Para semut hitam, berusaha sekuat tenaga mengendalikan kaleng makanan itu layaknya sebuah perahu, dan para semut merah pun tidak mau kalah dan berusaha mati-matian mengejarnya. Para semut hitam tidak hanya dikejar oleh semut merah tapi juga dikejar oleh seekor ikan. Hingga akhirnya di depan mereka ada air terjun. Mereka semua akhirnya terjun bebas ke bawah, dimana kaleng makanan semut hitam rusak dan mereka hanya membawa beberapa makanan dari kaleng tersebut. Sedangkan kaleng yang ditumpangi semut merah, tenggelam hingga ke dasar sungai. Tapi itu tidak menyurutkan semangat pemimpin semut merah untuk mengejarnya.

Hari mulai malam, semut hitam dan kumbang tersebut memutuskan untuk istirahat. Sang pemimpin dan kumbang itu menjaga bawahannya yang sedang tidur, yang dari tadi membawa makanan. Keesokan harinya, mereka melanjutkan perjalanan mereka. Mereka terus-terusan mendapatkan rintangan yang berat, hingga akhirnya sampai di markas mereka.

Di setiap markas semut, entah itu semut hitam atau merah, terdapat sang ratu. Ratu semut hitam, akan memberi makanan/ telur (Entah ini makanan atau telur, saya tidak tahu. :)) yang keluar dari tubuh sang ratu, jika semut pekerja menyetorkan makanan hasil buruannya. Jadi ini semacam barter. Mereka, semut hitam pekerja mengantri panjang untuk menyetorkan makanan. Setiap makanan yang disetorkan pada sang ratu dirasa biasa saja, biasanya sang ratu hanya memberikan satu telur saja. Setelah sampai pada semut yang tadi membawa makanan gula-gula, sang ratu bertingkah seperti pemimpin semut hitam saat mencobanya, “kejang-kejang”, yang artinya sangat enak, sehingga mereka mendapat banyak telur.

Di sisi lain, pemimpin semut merah yang tadi mengejarnya, akhirnya mengetahui sarang semut hitam tersebut, yang kemudian melapor kepada ratu semut merah. Hingga akhirnya, ratu semut merah mengerahkan seluruh pasukan semut merahnya untuk menyerang markas semut hitam. Mereka begitu banyak jumlahnya. Kemudian mereka mulai melancarkan serangan. Mereka menggunakan pendobrak pintu, ketapel, dan tusuk gigi sebagai panah, layaknya film The Lord Of The Rings. Tapi semut merah tidak mau kalah, mereka ternyata memiliki sebuah gudang yang menyimpan banyak benda-benda manusia. Markas semut hitam layaknya sebuah benteng yang di sekelilingnya terdapat parit kecil, yang kemudian mereka lemparkan obat semacam “Redoxon”, jika terkena air akan menguap. Akhirnya semut hitam mengeluarkan senjata pamungkasnya, yaitu petasan roket. Tapi mereka mendapat masalah, koreknya tinggal satu batang. Lalu sang kumbang pun teringat bahwa di tempat piknik manusia tadi, terdapat korek yang masih banyak. Kondisi fisik kumbang yang saat itu dalam masa tumbuhnya sayap, mengiyakan untuk mengambil korek tersebut yang jaraknya jauh. Sekuat tenaga kumbang itu pun terbang.

Perjuangan kumbang untuk mengambil korek itu pun sangat berat. Ia harus berurusan dengan laba-laba, berurusan dengan lalat yang pernah mengejeknya hingga bertemu dengan kumbang koksi betina. Tapi akhirnya ia berhasil membawa korek itu ke markas semut hitam. Korek pun dinyalakan, roket pun melayang. Roket itu ada yang meledak di atas langit, ada yang meledak di kerumunan semut merah. Ini adegan yang paling keren, ledakan salah satu roket ada yang mengenai semprotan yang dibawa oleh semut merah, semprotan itu meledak, mululuh-lantakan semut merah. Hingga akhirnya semut merah menyerah dan kabur.

Dengan kondisi di sekitar markas semut hitam yang penuh dengan api, membuat manusia mengira api itu akan menyebabkan kebakaran hutan, hingga akhirnya manusia menyiramkan air melalui pesawat dan air itu menghancurkan markas semut merah.

Di akhir cerita, kumbang koksi tersebut telah dewasa, dan memiliki anak-anak dari kumbang koksi betina yang ia bertemu saat dikejar lalat. Sedangkan semut hitam, berusaha memperbaiki markasnya. Semut hitam dan kumbang koksi bersahabat baik.

Film ini ditutup dengan kata: “Mengenang Jean “Moebius” Giraud.”

* Mohon untuk tidak copy-paste artikel ini.

HOME | ABOUT | CONTACT |

Copyright © 2011 Archangel Home | Subscene | Powered by BLOGGER | Template by 54BLOGGER

ad size ad size ad size ad size
ad size ad size ad size ad size